Bunyi Pesan Khusus AS yang Akhirnya Bikin Netanyahu Berhenti Ngeyel Serang Gaza
Dua utusan khusus Amerika Serikat, Steve Witkoff dan Jared Kushner, datang menghadap langsung Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Kedatangan mereka bukan sekadar kunjungan biasa, melainya membawa pesan tegas dari pemerintah AS: hentikan segala tindakan yang bisa menggagalkan gencatan senjata di Gaza.
Netanyahu, yang selama ini dikenal keras kepala dan terus melanjutkan serangan meski gencatan senjata sudah disepakati, akhirnya mendapat “teguran halus”. Dalam pertemuan itu, Witkoff dan Kushner secara gamblang menyampaikan, "Jangan bertindak dengan cara yang membahayakan gencatan senjata. Kami ingin melakukan segalanya untuk mencapai fase kedua," sebagaimana diberitakan The Times of Israel
Dalam berita yang lain, media zionis tersebut juga mencantumkan pernyataan Kushner yang menekankan, jika Israel ingin terlibat dalam pembangunan Timur Tengah yang berkelanjutan, maka harus menjaga gencatan senjata ini.
Menurut Channel 12 yang mengutip sumber dalam ruangan, kedua utusan AS itu juga bertemu dengan pimpinan tinggi militer Israel (IDF) untuk memastikan kesepakatan damai yang lebih besar benar-benar dijalankan. Netanyahu pun akhirnya menyatakan komitmennya terhadap kerangka gencatan senjata, dengan syarat Hamas juga menaati kesepakatan.
Isi Kesepakatan: Sandera Dilepas, Tahanan Dibebaskan
Kesepakatan gencatan senjata ini tidak hanya tentang menghentikan tembak-menembak. Ada sejumlah poin penting yang disetujui kedua belah pihak:
Hamas wajib membebaskan semua sandera yang masih hidup, yang sudah dilakukan minggu lalu.
Hamas juga harus menyerahkan jenazah sandera yang meninggal, meski hingga kini masih ada jenazah yang belum dikembalikan dengan alasan tidak ditemukan.
Di sisi lain, Israel harus membebaskan 250 tahanan Palestina yang dihukum seumur hidup, serta sekitar 1.700 tahanan keamanan.
Donald Trump Beri Kesempatan kepada Hamas
Sementara itu, di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump menyampaikan pesan yang tak kalah tegas. Ia mengklaim punya kekuatan untuk memerintahkan Israel "membersihkan" Hamas kapan saja, tapi memilih memberi kesempatan pada gencatan senjata yang dibangunnya.
"Hami buat perjanjian dengan Hamas bahwa mereka harus berperilaku baik. Kalau tidak, kami akan membasmi mereka jika diperlukan," ujar Trump dengan nada percaya diri.
Trump juga meyakini bahwa serangan mematikan terhadap pasukan Israel beberapa waktu lalu tidak diketahui oleh pimpinan Hamas. Pernyataan ini sekaligus menjadi "jalan tengah" yang meredakan ketegangan, sebelum akhirnya gencatan senjata kembali diumumkan berlanjut.
Menuju Tahapan Lebih Sulit
Pada awal Oktober 2025, setelah hampir dua tahun konflik besar, kedua pihak menyetujui gencatan senjata yang mulai berlaku sekitar 3–10 Oktober. Kesepakatan ini diprakarsai oleh pihak AS bersama mediator-regional untuk membuka jalan ke pertukaran tahanan, bantuan kemanusiaan ke Gaza, serta penarikan sebagian pasukan Israel dari wilayah yang padat penduduk.
Sebagai bagian dari tahap awal gencatan senjata, pihak Hamas melepaskan sejumlah sandera Israel yang masih hidup, sementara Israel melepaskan tahanan Palestina dan membuka sebagian jalur bantuan ke Gaza
Namun, sejak awal terdapat keraguan: banyak pihak menyoroti bahwa penghentian aksi militer dan pengaturan kembali pemerintahan, serta pelucutan senjata Hamas, belum jelas waktunya atau rinciannya.
Meski gencatan senjata berlaku, ketegangan tak benar-benar sirna. Pada 19 Oktober 2025, misalnya, Israel melakukan serangan udara dan artileri sebagai tanggapan terhadap dugaan serangan terhadap pasukannya di Rafah—ini dianggap “tes besar” terhadap kesepakatan itu.
Sementara pihak Gaza melaporkan puluhan pelanggaran sejak kesepakatan mulai, menandakan bahwa kondisi di lapangan sangat rapuh. Kini jalan ke depan penuh tantangan: negosiasi fase‐lanjutan mencakup penghapusan senjata Hamas, pengaturan pemerintahan baru di Gaza, pembukaan penuh perbatasan Rafah, dan rekonstruksi besar-besaran.
Sementara itu, kedua pihak serta mediator internasional menegaskan bahwa gencatan senjata ini bukan akhir konflik, melainkan langkah awal menuju kesepakatan yang jauh lebih sulit dijalankan.


0 Response to "Bunyi Pesan Khusus AS yang Akhirnya Bikin Netanyahu Berhenti Ngeyel Serang Gaza"
Posting Komentar