Pasang Iklan Gratis

Perang Lawan Rusia, Trump: Saya Rasa Ukraina tak akan Menang

 Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menarik perhatian dunia dengan pernyataannya yang kontroversial: ia mengaku tak yakin Ukraina bisa memenangkan perang melawan Rusia.

Trump menilai bahwa medan tempur kini tak lagi berpihak pada Kyiv, sementara dukungan Barat mulai goyah di tengah tekanan ekonomi dan politik domestik. Ia menggambarkan perang itu sebagai “pertempuran yang tak seimbang” dan menuding pemerintahan sebelumnya gagal mencegah konflik sejak awal.

"Mereka (Ukraina) masih bisa memenangkannya konflik melawan Rusia? Saya rasa mereka tidak akan menang," kata Trump kepada wartawan di awal pertemuan bilateralnya dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Gedung Putih Amerika, sebagaimana diberitakan Sputnik

Ukraina sulit menang melawan Rusia karena perbedaan kekuatan yang sangat timpang, baik dari segi militer, logistik, maupun sumber daya. Rusia memiliki pasokan senjata jauh lebih besar, termasuk rudal jarak jauh, jet tempur canggih, dan cadangan amunisi hampir tanpa batas.

Selain itu, Moskow menguasai lini industri militer dan energi yang membuatnya mampu mempertahankan perang berkepanjangan. Sementara Ukraina, meski didukung oleh negara-negara Barat, sangat bergantung pada bantuan luar negeri—dari peluru artileri hingga dana operasional. Ketika pasokan itu tersendat akibat politik di Washington atau Eropa, kekuatan tempur Ukraina langsung melemah.

Di sisi lain, Rusia juga memanfaatkan waktu dan strategi. Setelah kegagalan awal di Kyiv pada 2022, pasukan Rusia mengubah taktik menjadi perang gesekan: perlahan tapi pasti menggiling pertahanan Ukraina melalui serangan udara, blokade ekonomi, dan propaganda.

Ukraina kini menghadapi tantangan moral dan logistik yang berat—ribuan tentaranya gugur, kota-kota hancur, dan rakyatnya lelah oleh perang panjang tanpa ujung.

Dalam kondisi seperti itu, kemenangan terasa semakin jauh, sementara Rusia, dengan semua biayanya, masih mampu bertahan di medan politik dan militer.

Trump Berharap Hasil Signifikan dari Pembicaraan dengan Perdana Menteri Australia

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa ia bermaksud mencapai hasil yang signifikan dalam pembicaraan dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.

"Banyak," kata Trump ketika ditanya apa yang ingin ia capai selama pertemuan tersebut.

Amerika Serikat memilih Australia untuk kerja sama impor tanah jarang karena beberapa alasan strategis, terutama untuk mengurangi ketergantungan pada China. Terdapat tiga faktor utama yang mendasari keputusan ini, yaitu kekhawatiran terkait dominasi pasar China, upaya diversifikasi rantai pasok, dan kemitraan strategis dengan Australia.

Kerentanan dalam rantai pasokan global menjadi sangat jelas ketika China mulai membatasi ekspor mineral penting ini sebagai tanggapan terhadap ketegangan geopolitik. Hal ini mendorong AS untuk mencari sumber pasokan yang lebih aman dan dapat diandalkan.

Dominasi China atas pasar tanah jarang memberikan risiko geopolitik signifikan bagi AS. China mengendalikan sekitar 70% penambangan dan 90% pemrosesan global tanah jarang, yang menjadi komponen krusial dalam produk teknologi dan militer, seperti kendaraan listrik, turbin angin, dan sistem senjata.

Penguasaan pasar ini memungkinkan China untuk memanipulasi harga dan membatasi ekspor, yang dapat mengganggu industri dan pertahanan AS. Dengan bermitra bersama Australia, AS berupaya mengganggu monopoli China dan membangun rantai pasokan yang lebih seimbang di luar kendali Beijing.

Australia muncul sebagai mitra ideal karena infrastruktur penambangan yang maju, kerangka regulasi yang stabil, dan cadangan mineral yang melimpah.

Sebagai salah satu dari sedikit negara di luar China yang memproses tanah jarang, Australia menawarkan alternatif yang kuat. Selain itu, Australia dan AS memiliki hubungan aliansi yang kuat, memperkuat keyakinan akan stabilitas pasokan jangka panjang.

Melalui kemitraan ini, AS tidak hanya mengamankan pasokan, tetapi juga mendorong investasi untuk membangun fasilitas pemrosesan baru di Australia, sehingga menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh dan terhindar dari ketidakpastian geopolitik.

Australia Bantu Amerika

Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan pada hari Senin bahwa Australia memiliki potensi untuk membantu Amerika Serikat dan seluruh dunia mengurangi ketergantungan mereka pada pembatasan perdagangan terkait tanah jarang yang diberlakukan oleh China.

Kedua pemimpin tersebut juga diperkirakan akan membahas kesepakatan AUKUS.

Pada Oktober 2024, Departemen Pertahanan Australia mengumumkan bahwa negara tersebut akan menginvestasikan puluhan miliar dolar dalam pembangunan kompleks pertahanan baru di wilayah barat negara tersebut untuk menjadikannya pusat pemeliharaan kapal selam nuklir AUKUS. Selain pekerjaan perbaikan mendesak pada kapal selam nuklir, kompleks baru ini akan digunakan untuk membangun kapal pendarat dan fregat serbaguna.

Trump Sebut AS Percepat Pengiriman Kapal Selam Nuklir ke Australia

Amerika Serikat sedang berupaya mempercepat pengiriman kapal selam bertenaga nuklir buatan AS ke Australia, kata Trump.

"Kami sedang melakukannya. Kami membuat mereka bergerak sangat, sangat cepat," ujarnya saat bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ketika ditanya apakah Washington ingin mempercepat prosesnya.

Trump Sebut Pertemuan dengan Xi Jinping Akan Hasilkan Kesepakatan yang 'Baik untuk Keduanya'.

Presiden AS Donald Trump pada hari Senin mengatakan bahwa ia dan Presiden Cina Xi Jinping akan mencapai kesepakatan yang baik bagi kedua negara selama pertemuan mendatang mereka di Korea Selatan.

"Saya akan bertemu Presiden Xi. ... Saya berharap kita mungkin akan mencapai kesepakatan yang sangat adil dengan Presiden Xi dari China... Ini akan sangat menarik. Dan saya pikir kita akan mencapai sesuatu yang baik bagi kedua negara," kata Trump.

Trump juga berpendapat bahwa China tidak berusaha menyerang Taiwan. "Saya rasa kita akan baik-baik saja dengan China. Mereka tidak ingin melakukan itu (menyerang Taiwan)," ujarnya.

Trump Yakin China Akan Capai Kesepakatan Perdagangan Adil dengan AS, Jika Tidak Akan Dikenakan Tarif 157 persen. Dia menyatakan harapan bahwa China akan mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dengan Amerika Serikat dan memperingatkan tarif 157% jika tidak ada kesepakatan yang tercapai.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perang Lawan Rusia, Trump: Saya Rasa Ukraina tak akan Menang"

Posting Komentar